Pendidikan

Filza Ghasani Shabrin: Penyintas Covid-19

Teks: Rio Aribowo
Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp

Pandemi Covid-19 masih melingkupi dunia ini. Setiap saat kita berdoa supaya kita dan keluarga tidak terjangkit virus tersebut. Namun sayangnya tak semua dari kita lepas dari cobaan. Keluarga, saudara, teman, dan kerabat, mungkin ada yang terjangkit. Bisa dengan gejala berat, gejala ringan, atau tanpa gejala.

Berikut ini warga Mahagoni Park yang merupakan penyintas Covid-19. Namanya Filza Ghasani Shabrin (22), seorang baker atau pembuat roti dan kue yang bersedia SMART Bintaro wawancara untuk berbagi pengalaman dan tips semangat melawan corona.

Kapan Filza merasa mulai terjangkit Covid-19 dan apa yang dirasakan?
Bulan Oktober 2020. Saya ceritakan timeline-nya ya. Tanggal 5-6 Oktober, saya merasa seperti masuk angin. Kebetulan target di kantor memang lagi banyak banget, jadi merasa kecapekan. Saya doping vitamin, minum obat tolak angin, flu, dan lain lain. Besoknya sembuh.

Tapi dua hari setelahnya, saya tak bisa cium bau sama sekali. Indera perasa masih ada, hanya tak bisa cium bau. Akhirnya tanggal 10 Swab, tanggal 12 keluar hasil positif, tanggal 13 isolasi berangkat ke Rumah Lawan Covid di Tandon, Tangerang Selatan.

Bagaimana tanggapan saudara, teman-teman dan tetangga saat kamu terkena Covid?
Kebetulan saya itu kasus Covid ke-3 di komplek. Alhamdulillah, ternyata Pak RT-nya kenal dengan dokter di puskesmas sini, jadi dibantu banget proses mau isolasinya. Tetangga dan saudara, baik-baik saja dan support. Setiap hari selama isolasi, selalu dikirim makanan dan asupan vitamin untuk di sana.

Selama di RLC apa saja yang Filza jalani?
Aktivitas rutin tiap pagi olah raga yang terjadwal. Tapi yang ada instrukturnya hanya tiap Rabu dan Minggu. Olah raga bareng ini biasanya sampai jam 9-10. Semua betah melakukan aktivitas olah raga, karena disediakan meja ping pong dan lapangan bulu tangkis. Ada kegiatan ibadah bareng juga, setiap malam Jumat yasinan bareng. Selebihnya, kalau malam main kartu di aula tengah. Kita semua diwajibkan memakai masker selama berkegiatan.

Diberikan obat apa saja selama di RLC? Kapan diperbolehkan pulang?
Di sana dikasih vitamin C, multi vitamin, dan zinc. Tapi tiap orang bisa beda obat, tergantung kondisi kesehatan. Ada yang diberikan paracetamol bila badannya panas. Untuk dokter dan tim medis hanya memantau via WA saja. Jika kita merasa ada gejala, segera lapor via WA.

Tanggal 23 Oktober, setelah Swab terakhir hasilnya negatif, saya boleh pulang. Meski begitu, saya tetap isolasi mandiri selama lebih kurang seminggu, baru setelah itu kembali bekerja.

Terakhir, pesan untuk pembaca apabila merasa ada gejala Covid-19 atau yang dinyatakan positif?
Untuk teman-teman, bila muncul gejala, jangan takut tes ya, karena kalau kamu tidak tes, justru kamu berbahaya bagi orang di sekitar kamu. Jangan panik kalau sudah dinyatakan positif, segera lapor RT dan hubungi puskesmas setempat, agar dapat segera dibantu proses isolasinya. Jangan patah semangat dalam menjalani isolasi, tetap yakin pasti bisa sembuh, pasti bisa survive!

Write A Comment