Pendidikan

Sanggar Sanggita Kencana Budaya: Belajar Tarian Adiluhung

Oleh Icef Andi Herdian
Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp

Di Sanggar Sanggita Kencana Budaya, anak-anak tak hanya belajar menari, tapi juga mengenal asal-usul dan latar belakang tarian tradisional. Bisa tampil di berbagai pentas kesenian dan keliling dunia sebagai duta budaya juga loh.

Adalah Vita Valeska, penari senior dan pemilik Sanggar Sanggita Kencana Budaya ini. Sanggarnya sendiri sudah eksis sejak tahun 1998, namun baru sebatas tampil di acara-acara undangan. Para penarinya dari kelas tari di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Setelah tinggal di bilangan Sektor 5, Bintaro Jaya, baru membuka kelas tari untuk anak-anak dan remaja, mulai tahun 2008, di Sektor 2. Lokasi sanggar kini berada di Jl. Cempaka V, Bintaro. Satu lokasi dengan Adria Fitness Center.

Banyak sekali murid-muridnya yang belajar mulai dari usia dini hingga remaja. Bahkan, ketika masa pandemi, jadwal latihan menari tetap berjalan, kendati benar-benar dibatasi dengan ketat. Hanya sempat beberapa kali menjalankan latihan secara online, karena tidak efektif.

“Sulit bagi saya untuk benar-benar mengarahkan anak-anak. Banyak sekali kendalanya. Lagipula, buat saya, kalau belajar menari ya harus ketemu guru langsung, supaya bisa melihat gerakan anak-anak,” ujar Vita Valeska, pengajar yang juga punya kelas tari di beberapa sekolah dan kampus.

Jadwal latihan di Sanggar Sanggita Kencana Budaya, hanya berlangsung pada hari Sabtu pagi hingga siang. Sepanjang hari, ada beberapa kelas, masing-masing latihan selama 1,5-2 jam. Kecuali jika ada jadwal pentas, maka jam latihan ditambah pada hari Jumat sore.

Menurut Vita yang dibantu empat asisten dalam mengajar, jika ingin belajar tari di sanggarnya, usia anak minimal 4 tahun. Pembagian kelas berdasarkan usia dan dibatasi hanya enam anak per kelas. Selain untuk anak-anak dan remaja, ada pula kelas khusus ibu-ibu.

“Di sanggar, saya mengajari anak-anak tari-tarian tradisional dari seluruh daerah. Saya juga menjelaskan asal-usul dan cerita di balik tarian tersebut. Biar anak-anak bukan sekadar belajar menari saja, tapi juga tahu mengenai tarian tersebut,” jelasnya.

Program Art Camp
Tarian yang sangat ditekankan di sanggar milik Vita, yaitu tarian dari daerah Sunda, Jawa, dan Bali, karena tingkat kesulitannya tinggi. Tak heran jika ketiganya itu disebut tarian adiluhung. Per semester atau enam bulan, berganti jenis tarian yang diajarkan kepada anak-anak.

“Setiap akhir bulan Juni dan Desember, kami adakan pentas untuk anak-anak tampil memperagakan tarian yang sudah dipelajari selama ini. Semua anak dari berbagai tingkat usia, tampil di depan umum,” jelas wanita yang juga lama mengajar di Sanggar Lenong Bocah.

Selain rutin mentas enam bulan sekali, sanggar ini juga punya program art camp dua kali setahun. Yaitu, program liburan tiga hari sembari belajar beragam seni, antara lain musik, vokal, fashion show, make-up, dan masih banyak lagi.

Ada pula program PLBB, singkatan dari Pentas Liburan Belajar Budaya. Anak-anak diajak belajar budaya langsung di daerah asalnya. Program ini diadakan setahun sekali. Mereka sudah pernah mengunjungi Kota Bandung, Jogja, Semarang, Surabaya, Bali, Lombok, padang, Bangka Belitung, Banjarmasin, Makasar, dan lain-lain. Hanya daerah NTT dan Papua yang belum mereka sambangi.

Bukan hanya berkunjung ke daerah-daeah, anak-anak sanggar di beberapa kesempatan juga pernah tampil di ajang kesenian di mancanegara. Mulai dari Singapura hingga Qatar. Rencananya, akhir tahun berangkat ke Filipina dan tahun depan akan tampil di Festival Anak Sedunia di Cina.  

“Anak-anak kan harus senang menjalaninya, tidak terpaksa. Di sini, anak-anak jadi lebih tahu soal budaya Indonesia, Manfaat lain, perkembangan fisik, motorik, kepercayaan diri anak juga jadi bagus, sekaligus sosialisasi dengan teman-teman lain,” ucapnya, seraya menyebut beberapa manfaat belajar menari.

Sanggar Sanggita Kencana Budaya
Jl. Cempaka V, Bintaro

Latihan setiap hari Sabtu 09.30-14.00

Sanggar Sanggita Kencana Budaya
Sanggar Sanggita Kencana Budaya

Write A Comment