Pendidikan

Sekolah Pembangunan Jaya: Strategi Hadapi Era VUCA

Teks: Nadia Lisa Rahman
Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp

Dalam menghadapi VUCA yang didalamnya terdapat empat unsur, yakni Volatility (gejolak), Uncertainty (tidak pasti), Complexity (rumit), dan Ambiguity (kabur), di era pandemi seperti saat ini sering berubah-ubah. Bukan hanya para siswa, tapi orang tua juga akan merasakan perubahan era VUCA yang ada pada diri sang anak.

Sekolah Pembangunan Jaya Pendidikan Maret 2021
Indira Sunito – Principal Eksekutif Sekolah Pembangunan Jaya (SPJ)

Menanggapi hal tersebut, Principal Eksekutif Sekolah Pembangunan Jaya (SPJ), Indira Sunito menjelaskan, jika era VUCA bisa diantisipasi dengan kekuatan pendekatan antara pimpinan dan guru untuk memahami kondisi para siswa. “Misalkan, pada saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar daring kameranya dimatikan, guru jangan marah. Mungkin kondisi anak yang bosan selama belajar daring dan itu harus dipahami oleh kami,” terang Indira.

Para siswa SPJ yang multikultur, juga menunjukkan sikap saling menghargai perbedaan. Antara lain, melalui smart curriculum, guna menyeimbangkan pendidikan akademik dan budi pekerti.

Smart curriculum akan menyeimbangkan antara pendidikan akademik dan budi pekerti. Kami juga telah menanamkan dalam diri anak-anak untuk senantiasa menghargai perbedaan. Kegiatan lintas budaya dan agama menjadi salah satu cara kami menanamkan sikap saling menghargai dalam diri anak-anak,” ungkapnya.

Persiapan Sekolah Tatap Muka di Era Pandemi

Ketika ditanya persiapan SPJ dalam menghadapi pembelajaran tatap muka di era pandemi, pihaknya pun siap dalam menjalankan dengan kriteria sendiri. Jika dari Kementerian Pendidikan kapasitas ruangan menjadi 50:50, SPJ mungkin bisa 30:30. Lanjut Indira, apa yang akan dilakukan pihaknya, paling penting yaitu izin dari orang tua.

“Kalau orang tua tidak mengizinkan anaknya masuk ya, kita tetap belajar daring. Kami siap dengan strategi apapun. Kita mau bermain aman, anak-anak dan guru tetap sehat. Kami harus menyiapkan Satgas Covid-19 SPJ dan siap dengan alternatif jika ada yang tertular harus seperti apa,” jelasnya.

Kepala Dindikbud Tangerang Selatan, Taryono menerangkan, ada tiga syarat yang harus diperhatikan sebelum pelaksanaan sekolah tatap muka. Yakni, kesiapan protokol kesehatan dan sarana pendukung, seperti suplai masker dan wastafel mencuci tangan, persetujuan komite, dan terakhir izin orang tua.

“Nantinya boleh dilaksanakan tatap muka ketika status Covid daerah tersebut sudah kuning atau hijau. Esensinya bagaimana pembelajaran dilaksanakan bermakna dan menyenangkan antarsiswa dan tidak selalu berorientasi dengan target pembelajaran,” paparnya.

Jika seorang siswa dengan berbagai keterbatasan, tidak bisa melaksanakan PJJ secara daring, maka dilakukan secara luring seperti komunikasi siswa dengan orang tua siswa melalui Whatsapp, telepon, bahkan penyampaian panduan belajar yang disampaikan guru kepada orang tua.

Write A Comment