Anda atau keluarga Anda ada yang mengalami luka akibat diabetes? Segera periksakan ke Rumat, spesialis luka diabetes yang berlokasi di bilangan Sektor 5, Bintaro Jaya.
Apakah Anda sudah tahu, jika setiap 30 detik terjadi amputasi akibat diabetes di seluruh dunia? Sebanyak 85% diantaranya akibat dari luka kecil yang terabaikan. Bagi penderita diabetes, luka sekecil apapun memang harus ditangani sesegera mungkin, agar tidak bertambah parah. Apalagi, penderita diabetes di Indonesia mencapai 15 juta orang dan terus meningkat.
“Orang Indonesia suka sekali mengonsumsi karbohidrat, makanan manis, dan gaya hidup yang tidak sehat. Terus ditambah dengan faktor genetik, semakin menambah risiko diabetes,” ujar Dadang Saleh, pemilik Rumat.
Rumat merupakan wadah para perawat yang memiliki keterampilan spesifik untuk merawat luka diabetes dan telah berizin praktek mandiri. Menggunakan metode medis modern yang sudah terbukti mampu mengurangi risiko amputasi pada pasien luka diabetes.
Sudah melayani pasien-pasien dengan luka diabetes sejak tahun 2010, dan hingga kini, telah ada sebanyak 120 unit layanan di seluruh Indonesia, dan akan terus bertambah. Lebih dari setengahnya berdomisili di Jabodetabek. Kata ‘Rumat’ sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti merawat dengan sepenuh hati.
Rumat Bintaro merupakan cabang ke-40, dan telah dibuka sekitar tahun 2017. Kendati berada di bilangan Jl. Bintaro Utama, Sektor 5, namun tempatnya tidak tampak langsung dari sisi jalan. Hanya ada plang bertuliskan ‘Rumat, Spesialis Luka Diabetes’. Lokasinya berada di dalam atau belakang kedai Soto Ayam Lamongan.
“Pelayanan kami sangat spesifik, yaitu hanya menangani luka yang kronis atau yang sudah gagal sembuh. Misalnya, luka akibat kencing manis, kanker, luka vena, dan luka-luka lain. Namun, yang paling banyak kami tangani memang luka akibat diabetes,” ungkap Dadang, seraya menyebut Rumat Bintaro termasuk salah satu yang cukup banyak menerima pasien.
Prosedur 3P
Lebih lanjut ia menyebutkan, mengapa luka diabetes lebih sering di kaki. Hal tersebut lantaran pembuluh darah manusia yang paling kecil berada di kaki. Di kaki pula, lebih berisiko terjadi luka akibat gesekan atau benturan dengan benda-benda. Namun, mitos luka basah dan kering yang diyakini masyarakat luas sebenarnya keliru, karena semua penderita diabetes memiliki risiko yang sama untuk terjadinya luka.
“In syaa Allah, sebenarnya semua luka diabetes dapat disembuhkan. Asalkan si pasien patuh pada tata laksana yang dilakukan dan dianjurkan oleh perawat,” sambung Dadang, yang bersama timnya sering melakukan sosialisasi dan penyuluhan ke seluruh lapisan masyarakat.
Penanganan luka di Rumat, terdiri dari tiga langkah utama, yang biasa disebut dengan 3P, yakni Pencucian Luka, Pembuangan Jaringan Mati, dan Pemilihan Balutan yang sesuai dengan kondisi luka. Kesembuhan luka, menurut Dadang, setidaknya butuh waktu minimal 1,5 bulan. Perawatan bisa dilakukan setiap hari, atau beberapa hari sekali. Durasi penanganan setiap pasien antara 45 menit sampai 1,5 jam.
“Pasien yang sudah sembuh mempunyai risiko cukup tinggi untuk mendapatkan luka berulang. Oleh karena itu, Rumat menyediakan layanan bernama Ricka untuk pasien yang sudah sembuh. Ricka merupakan layanan kontrol kesehatan kaki bagi pasien untuk mencegah terjadinya luka berulang, dan ini gratis,” jelasnya.
Rumat juga memiliki aplikasi RUMATKITA, yang dapat membantu pasien-pasien di seluruh Indonesia. Tinggal unduh dan pasien bisa mendapatkan edukasi, konsultasi, dan memilih Rumat terdekat yang bisa dikunjungi. Bahkan, pasien bisa meminta untuk dilakukan perawatan di rumah (homecare). Melalui aplikasi tersebut, dapat pula melihat progres perawatan yang dilakukan.
Biaya jasa perawatan berkisar Rp200 ribu untuk sekali kunjungan. Biaya tersebut akan ditambah dengan biaya obat (dressing), dan bahan habis pakai.
Pesan bagi para pasien diabetes, Dadang menyarankan, agar selalu pakai alas kaki yang lembut dan longgar, cek tapak kaki sebelum tidur, dan jika sudah ada luka, sesegera mungkin hubungi Rumat.
Rumat Bintaro
Jl. Bintaro Utama V, Sektor 5