Lembaga bimbingan belajar termasuk yang terdampak pandemi. Banyak siswa yang memilih belajar di rumah. Namun, untuk mengejar target akdemik siswa, Sony Sugema College (SSC) mengombinasikan pembelajaran daring dan tatap muka.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di tengah pandemi Covid-19 telah berlangsung delapan bulan. Ya, belajar di rumah masing-masing menjadi salah satu upaya menjaga diri dan mencegah penularan virus yang menyerang imun manusia. Belajar di rumah ternyata memunculkan problema efektivitas belajar.
Begitu pula dengan lembaga bimbel. Pada awal pandemi, bulan Maret dan April silam, Sony Sugema College (SSC) berhenti beroperasi selama dua minggu. Manajemen lembaga kursus tersebut berpikir metode apa yang akan diberikan kepada siswa yang sedang dalam masa persiapan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada siswa jenjang SMA.
Menurut Suprianto Annaf, Manajer Operasional SSC Juara, para siswa selama pandemi harus tinggal di rumah dan pembelajaran secara daring. Atas dasar tersebut, SSC memiliki strategi terhadap target pasar yang membutuhkan pembelajaran secara offline.
Sejak awal pandemi, SSC dilema mencari aplikasi belajar. Sempat memakai Google Meet dan Zoom. Tapi ternyata, tidak ada progres belajar yang signifikan. Hasil Try Out para siswa anjlok, sementara tes akan berlangsung. Akhirnya, menempuh jalan pembelajaran secara offline juga, yaitu datang ke tempat kursus.
“Tentu saja dengan protokol kesehatan yang ketat. Pertemuan secara tatap muka dua kali dalam sepekan dan dua kali secara online melalui Zoom atau Google Meet,” ungkap Suprianto di SSC yang berlokasi di Ruko Victorian, Sektor 3A.
Wajib Masker dan Face Shield
Keputusan pembelajaran secara tatap muka ini, dengan catatan ada izin tertulis dari orang tua, kemudian baru dibuat kelas pertemuan dengan penuh kehati-hatian, karena khawatir akan menjadi klaster bimbel. Para siswa juga wajib mematuhi protokol kesehatan dan tunduk kepada regulasi Pembatasan Sosial Berskala Besar, supaya siswa tidak berkerumun di SSC.
“Ada aturan, anak yang habis ke luar kota, tidak boleh datang ke SSC dan harus dikarantina di rumah selama 14 hari. Siswa yang sedang sakit juga tidak boleh masuk. Siswa wajib memakai masker dan face shield. Jika siswa tidak bawa face shield, maka otomatis kami tolak, karena di pintu sudah ada penjaga,” bebernya.
Dalam satu meja pun, hanya ada satu guru dan dua siswa dengan jarak yang telah ditentukan. Siswa dari jenjang SD-SMA memang wajib mematuhi protokol kesehatan ketat yang telah diterapkan. Di bimbel SSC, paling banyak siswa di jenjang SMA. Bahkan, 92% siswa SMA dari SSC berhasil lulus SMBPTN tahun 2020.
Sony Sugema College (SSC)
Ruko Victorian, Sektor 3A
(021) 734 1119