Pemirsa TVOne tentu familiar dengan Chacha Annissa. Kehandalan dalam membacakan berita dan membawakan sebuah acara menjadikan warga Discovery Cielo ini disenangi banyak penonton televisi. Tak hanya itu, ternyata ia juga punya passion lain yang jauh dari sorotan lampu dan kamera
Selama pandemi apa saja kegiatan Anda?
Kegiatan selama pandemi sama seperti biasa. Jurnalis nggak akan absen meski pandemi. Jadi ya siaran seperti biasa. Sampai kantor jam 3 sore, pulang ke rumah jam 10 malam. Selasa hingga Sabtu. Libur hari Minggu sama Senin.
Selain itu, selama pandemi, saya juga mengambil pekerjaan off air seperti mengajar (dosen), menjadi moderator, dan MC di beberapa daerah, seperti Bali dan NTT. Hampir tak ada bedanya dengan sebelum pandemi. Tapi semua kegiatan selalu dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, selalu Swab PCR di mana pun, sebelum acara atau sesudah kembali dari luar kota, sampai bosan di Swab.
Oh ya, pekerjaan utama sebagai ibu rumah tangga pastinya ya, masak, beresin rumah, nemenin anak sekolah online. Full seminggu deh (tertawa).
Sebagai news anchor, bagaimana perasaan Anda saat menyampaikan berita buruk dan berita gembira mengenai pandemi?
Sekarang rasanya sudah biasa saja ya, karena sudah sering kali ya. Awal kaget khawatir. Apalagi pertama kali ditetapkan status darurat, semua ketakutan dan WFH, sementara saya tidak. Berita kematian setiap hari dikabarkan. Tapi lama-lama (berita buruk) menjadi pengingat saya untuk prokes makin ditingkatkan. Nggak boleh lengah.
Apakah selama ini ada yang pernah menawarkan Anda untuk berkarier di dunia entertainment?
Mungkin sempat ada yang nawarin, tapi saya nggak anggap serius, karena bukan tujuan hidup saya. Tujuan hidup saya jadi dosen hingga gelar doktor atau profesor (tertawa).
Hobinya apa sih? Apakah selama pandemi, bisa menekuninya?
Hobi melukis. Dulu saya ingin jadi pelukis. Sempat ingin masuk ke fakultas seni rupa ITB, tapi karena sudah keterima di UI, akhirnya nggak jadi. Ya sekarang jadi pengisi waktu luang.
Siapa saja orang-orang yang paling berjasa dalam karier maupun hidup Anda?
Pastinya keluarga, mulai dari orang tua, suami, anak, mertua, kakak-kak saya, dan seluruh keluarga besar. Mereka selalu support dan bantu jika saya tugas atau keluar kota. Mereka ikhlas back up tugas saya di rumah untuk sementara. Belum lagi dukungan moral yang nggak bisa dihargai dengan apapun. Sangat membantu. Saya nggak akan bisa seperti sekarang tanpa dukungan keluarga.
Sudah berapa lama tinggal di Bintaro Jaya? Bagaimana perasaan Anda?
Sejak menikah 2011. Bintaro ibarat cinta pertama dan mudah-mudahan terakhir. Lingkungannya nyaman, aman, bersih, teratur, dan ambience-nya nggak ada yang bisa mengalahkan. Lengkap, tapi nggak sumpek. Aksesnya mudah dan sangat menyenangkan.