Salah satu klub sepak bola favorit Liga Indonesia, Dewa United, mengirimkan para pemainnya untuk melakukan medical check-up (MCU), hari Minggu (30/6/2024), di RS Premier Bintaro.
RS Premier Bintaro (RSPB) sebagai rumah sakit bertaraf internasional memiliki beberapa center of excellence. Salah satunya, Orthosports and Wellness Center, klinik khusus untuk masalah cidera olahraga dan ortopedi. Istimewanya, klinik ini dipercaya oleh banyak klub olahraga untuk pemeriksaan kesehatan para atlet atau pemain mereka. Termasuk klub-klub sepak bola.
Menurut dr. Taufan Favian Reyhan, Sp.KO, sebagai salah satu dokter yang menangani proses MCU menjelaskan, kalau pengecekan tersebut menjadi syarat atau ketentuan yang telah ditetapkan oleh FIFA.
“Setiap pemain sepak bola yang ingin didaftarkan di Liga Profesional, wajib melakukan medical check-up yang terstandarisasi oleh FIFA,” jelas Taufan. “Sejak beberapa tahun lalu, RS Premier Bintaro sudah melakukan pemeriksaan sesuai standar FIFA,” lanjutnya.
Apa sih bedanya MCU biasa dengan MCU standar FIFA? Menurut Taufan, MCU biasa seperti medical check-up pada umumnya, ada cek darah, jantung, rontgen, dan lain-lain. Sedangkan MCU standar FIFA, ditambah pemeriksaan otot, sendi, ligamen, khususnya untuk tubuh bagian bawah, kaki, dan lain sebagainya.
Secara fungsional, semua itu merupakan syarat bagi pemain sepak bola untuk bisa bermain. Kini, FIFA juga sangat perhatian dengan kesehatan jantung. Pasalnya, FIFA tidak mau ada pemain sepak bola yang kolaps di lapangan, akibat serangan jantung.
Lebih kurang 30 pemain klub berjuluk Tangsel Warrior itu, menjalani MCU satu per satu. Biasanya setiap orang, prosesnya tidak lama, sekitar 10-15 menit. Hasil pemeriksaannya, berupa formulir seperti yang digunakan oleh FIFA.
Di formulir tersebut, nanti akan tertulis keterangan seperti apakah mungkin ada cidera yang selama ini terlewat atau tidak disadari, sehingga bisa menjadi masukan bagi ofisial dan dokter dari klub.
Selain itu, para pemain bisa mendapatkan program pelatihan tertentu, agar secara fungsional juga sempurna. Misalnya, ada hasil MCU yang kurang baik, pemain itu tidak boleh diturunkan dulu dan melakukan proses terapi.
“Contohnya, ada pemain A yang kami berikan catatan, karena curiga ada robekan pada ligamen dan lain-lain, kepada dokter tim. Kami kembalikan sepenuhnya ke tim, Jadi, kami hanya memberikan masukan, tinggal mereka yang akan follow up,” terang Taufan menutup obrolan.