Terbaru

Seminar tentang Kelainan Jantung Bawaan pada Bayi

Oleh Rio Aribowo
Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp

RS Premier Bintaro (RSPB) menyelenggarakan seminar awam bertema “Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan Sejak Janin, Bayi, dan Anak-anak”, hari Minggu (18/02/2023), dalam kaitan Congenital Heart Disease Awareness Week yang berlangsung dari tanggal 7-14 Februari setiap tahun.

Proses kelahiran anak menjadi momen paling mendebarkan. Baik bagi sang orang tua, terutama sang ibu yang mengandung dan melahirkan si bayi, maupun bagi dokter bersalin (obgyn). Apalagi, ada salah satu kelainan yang terjadi pada bayi saat ia berada dalam kandungan atau ketika lahir, yaitu kelainan jantung bawaan. Kelainan ini merupakan salah satu masalah yang menjadi perhatian para dokter terkait di seluruh dunia.

Selain menaruh perhatian terhadap kelainan tersebut, seminar awam kali ini juga merupakan teaser atau cuplikan dari rencana RS Premier Bintaro membuka klinik jantung yang diharapkan akan menjadi center of excellence mereka selanjutnya.

“Kami berharap, bapak dan ibu dapat menjadi duta untuk menyampaikan informasi mengenai kelainan jantung bawaan kepada saudara, teman, bahkan tetangga yang mungkin memiliki kelainan tersebut,” ujar drg. Kencana Widya, MARS, Marketing Manager RS B.

Selama seminar, berturut-turut tiga dokter narasumber memaparkan topik sesuai tema seminar. Mulai dari dr. Didi Danukusumo, Sp.OG (K), Prof. Dr. dr. Najib Advani, Sp.A(K), MMed (Paed), dan ditutup oleh dr. Febtusia Puspitasari, Sp.JP.

Urgensitas membahas kelainan jantung bawaan pada bayi atau anak sangat terasa, saat dr. Didi menyebutkan, sekitar 50 bayi dari 10.000 kelahiran menderita kelainan jantung bawaan. Parahnya, sebagian besar tidak bisa diselamatkan.

Perlu diketahui, Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang sudah ada sejak lahir. Kondisi ini dapat mengancam jiwa, karena mengganggu aliran darah dari dan menuju jantung.

“Jadi, kondisinya setengah (jumlah) bayi mengalami kelainan minor dan dapat dikoreksi dengan pembedahan sederhana, sedangkan setengahnya lagi kelainan bawaan yang dapat menyebabkan kematian,” jelas Didi.

Di kesempatan sama, Prof. Najib menjelaskan beberapa gejala bayi yang mengalami kelainan jantung bawaan. Dalam beberapa kasus, gejalanya terlihat sejak bayi baru lahir. Misalnya bibir, kulit jari, dan tangan kebiruan, berat lahir rendah, susah makan, dan pertumbuhan yang lambat. Ironisnya, di Indonesia masih kekurangan dokter spesialis jantung anak.

“Seminar ini bertujuan untuk sosialisasi dan mengedukasi masyarakat mengenai penyakit jantung yang tak hanya diderita oleh dewasa, namun juga anak-anak bahkan bayi. Penyakit jantung pada anak ini harus dideteksi dan ditangani sedini mungkin agar tidak berakibat fatal dan menyebabkan kematian,” urai dr. Febtusia.

Write A Comment