Serona Coffee Bintaro, kafe baru yang terletak di Emerald Club House mempekerjakan para penyandang disabilitas tuli atau tunarungu, sesuai dengan slogan “Batas Kita Hanyalah Kata”.
Di tangan tiga pemuda asal Tangsel, yakni Romadhonal Qodarul Akbar, Muhammad Fairuzzaki, dan Nanda Azka Mulia, inilah semua terwujud serta menunjukkan untuk saling menghormati.
Salah satu founder Serona Coffee Bintaro, Romadhonal Qodarul Akbar membeberkan, awal usahanya ini dirintis berdasarkan keinginan teman-teman membuka usaha bisnis kafe. Sementara ia sebagai aktivis disabilitas, lalu mengajak teman disabilitas untuk bergabung.
“Tertuang ide membuka kafe. Karena saya salah satu aktivis disabilitas, yang dari dulu ingin memberdayakan teman-teman disabilitas yang memang sulit mendapatkan pekerjaan. Bahkan untuk bersosialisasi pun susah,” urainya.
Kemudian ketiga pemuda tersebut sepakat mendirikan kafe bernama Serona, diambil dari kata Rona, yang berarti sewarna tanpa membedakan keterbatasan. Tujuannya, memberikan wadah bagi teman disabilitas dan memerdekakan teman-teman disabilitas untuk bisa kreatif dan berkarya.
“Di sini, kami memberi kesempatan bagi mereka untuk berkarya dan menjual produk hasil karyanya. Seperti masker, kue, dan kerajinan tangan lain,” imbuh Roma.
Sebanyak 60 persen pegawai, mulai dari koki sampai barista, merupakan teman disabilitas tunarungu yang berdomisili di Tangsel dan sekitarnya.
“Kami tergerak untuk memerdekakan mereka, sama rata, dan tidak ada perbedaan. Istilahnya, kami memanusiakan manusia. Kami menerapkan standar dan rekrutmen juga sama,” tandasnya.
Berlatar belakang sebagai dokter, Roma ingin nantinya para pengunjung juga bisa belajar menggunakan bahasa isyarat dan akan ditempelkan abjad Bisindo atau huruf-huruf isyarat untuk berkomunikasi. Rencana di tiap meja ada bahasa isyarat, agar bisa belajar bersama teman.
Serona Coffee Bintaro juga menjadi wadah bagi komunitas tuli untuk bisa bertukar gagasan dan ide-ide yang mereka punya.