Sekumpulan ibu-ibu bertekad untuk saling membantu bisnis mereka hingga dapat menghidupi di saat pandemi….
Anjuran #stayathome yang didengungkan pemerintah sejak pandemi melanda setahun lalu, tentunya membatasi ruang gerak dalam beraktivitas dan berinteraksi langsung dengan banyak orang. Belum lagi ancaman pengurangan tenaga kerja menghantui setiap rumah tangga. Berbisnis merupakan salah satu langkah strategis yang harus dijalani. Namun siapkah seorang ibu terjun ke bisnis?
Menyadari hal tersebut, tiga sahabat Nadia Sarah (warga Bintaro), Geraldine Christine (warga BSD), dan Kiki Fauzia Bidari (warga Pejaten) berinisiasi untuk mendirikan komunitas. Anggotanya, pebisnis baru bergender perempuan. “Kami sadar banget banyak yang menghadapi situasi sulit, tapi bingung mau nanya ke siapa, apalagi UMKM. Lalu kepikiran untuk belajar, sharing pengalaman satu sama lain dengan konsep sisterhood,” ucap Nadia.
Beberapa bulan belakangan, terutama masa pandemi, Nadia dan kawan-kawan melihat banyak sekali bisnis yang diinisiasi oleh perempuan. Alasannya beragam, mulai dari mengisi waktu luang hingga memang harus bertahan, lantaran suami atau dirinya kehilangan pekerjaan. Mereka berharap bisnis para perempuan ini bisa terus lanjut dan berkembang. Bukan hanya sekadar mengisi waktu luang.
Niat Baik, Respons Baik
Nadia membuka pendaftaran via website mereka www.shestarts.id dan menyebarluaskan lewat akun media sosial @shestarts.id dan akun pribadi ketiga founder. “Sifat keanggotaan kami voluntary. Kami bangun bonding dengan para sheesters, sebutan untuk anggota kami,” jelas Nadia, warga Discovery Residences, Bintaro Jaya. Kami juga melakukan agenda pertemuan rutin, aktif di grup WA, telegram, dan rutin bikin sharing session, lanjutnya.
Hingga kini anggota Shestarts sudah mencapai 385 orang yang terdiri dari ibu rumah tangga, karyawati, dan pelajar SMA. Usia rata-rata 25-34 tahun. Sebagian besar pebisnis pemula dan field terbesar ada di bisnis food & beverage, baru setelah itu fashion. Mereka kerap menyelenggarakan bazaar online yang diikuti sebagian besar anggota.
“Kami juga rutin sharing session di Youtube Channel kami, mengundang berbagai narasumber. Kami juga bekerja sama dengan berbagai komunitas, organisasi publik, universitas, dan perusahaan yang memiliki perhatian terhadap UMKM perempuan,” terang Nadia.
Ia mengaku, walaupun anggota mereka terdiri atas pebisnis yang berpengalaman dan punya jam usaha yang tinggi dan pebisnis rumahan pemula, namun mereka saling berbaur dan berbagi. “Mereka yang established lebih banyak sharing dan menceritakan pengalaman kepada yang baru. Kami percaya, kami membangun network, semua bisa saling belajar tanpa harus melihat besar dan kecilnya usaha,” jelasnya.
Dari komunitas ini, muncul beberapa anggota yang menunjukkan perkembangan. Mulai dari yang belum punya usaha, hingga berhasil mengibarkan usaha sendiri. Di daerah Bintaro ada @miniehealthycendol, @miecelor, dan _banghelmi.id. Lalu ada pula yang sudah punya usaha, jaringannya pun berkembang pesat. Seperti, @cakereey, @cheli.bakes, @bathendersoap, dan @byheillou.
Saat ini, basecamp mereka ada di Ruko Kebayoran Arcade 2 dan kegiatan masih diselenggarakan secara online, mengingat PSBB masih berlangsung. Oh ya, mengapa dinamakan Shestarts?
“Intinya, kami ingin memberikan apresiasi kepada perempuan yang mulai memiliki usaha, yang penting mulai dulu. Kita sama-sama belajar. Berdasarkan pengalaman, memutuskan untuk memulai usaha itu kadang terlalu banyak pertimbangan,” pungkas Nadia, seraya mengakhiri perbincangan.