Bintaro Kids Care menyelenggarakan seminar bertajuk “Literatur Pemeriksaan Dan Penanganan Neurodevelopmental Disorder Secara Holistik”, hari Sabtu (9/5/2025). Seminar berlangsung dengan tertib dan interaktif. Rito Saputra, pemilik sekaligus terapis ahli Bintaro Kids Care (BKC) menjadi pembicara di seminar tersebut.
Memiliki anak dengan kebutuhan khusus bukanlah sebuah pilihan, meski keikhlasan dan kesabaran terbentuk di dalam hati untuk menerima kondisi tersebut. Namun, orang tua diharapkan tetap mengupayakan berbagai cara dalam memulihkan kesehatan mental sang buah hati.
Seminar yang berlangsung selama sekitar dua jam, Rito menjelaskan dengan cukup detil. Mulai dari fungsi dan kinerja otak hingga metode terapi penyembuhan kepada para peserta. Mereka merupakan orang tua dari calon pasien yang dengan sangat antusias menyimak materi seminar.
Menurut Rito, jumlah peserta seminar kali ini sengaja dibatasi hanya lima orang tua saja, mengingat mereka harus benar-benar memahami materi yang diketengahkan, sehingga proses penyembuhan sang anak dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Peserta yang hadir berasal dari wilayah Jabodetabek dan latar belakang profesi yang beragam. Mulai dari karyawan hingga dokter.
Pada kesempatan tersebut, SMART Bintaro juga mewawancarai dr. Dessy Andika Sari, seorang dokter umum yang mempercayakan pemulihan mental sang anak kepada BKC. Keputusan ini diambil Dessy setelah beberapa kali melakukan konsultasi ke dokter anak dan terapi tumbuh kembang anak.
Dessy sangat setuju dengan apa yang dijelaskan oleh Rito, kalau proses pemeriksaan anak berkebutuhan khusus, terdiri atas beberapa tahap. Antara lain, MRI dan MRV. Menurutnya, langkah ini tepat, karena dengan melalui proses scanning, dapat diketahui apakah ada penyempitan pada jaringan syaraf dan bagian penting lain.
Kemudian Dessy juga mengeluh, ketika terapi wicara yang ia ikuti sekarang, juga tidak membuahkan hasil memuaskan, padahal sudah dua tahun. Ia mengaku, anaknya tidak mengalami perubahan yang signifikan.
“Padahal, kemarin baru dua kali ikut terapi renang (hydrotherapy), kemampuan komunikasinya lebih bagus, fokusnya bertambah patuh dalam menjalani instruksi, dan tantrumnya tidak berlebihan seperti sebelumnya,” ujar Dessy.
Selain seminar, momen ini juga dipergunakan Rito untuk memperkenalkan fasilitas digital yang tengah digarap oleh tim IT BKC. Menurut Kepala Tim IT BKC Muhammad Akbar Khadafi Arrasy yang akrab disapa Akbar, menyatakan kalau mereka kini tengah mendigitalisasikan sistem terapi yang sudah ada. Jadi modul-modul yang selama ini tersedia akan segera dapat digunakan dalam format digital. Modul-modul tersebut digunakan sebagai parameter kesembuhan pasien.
“Nantinya aplikasi ini hanya dapat dibuka dan digunakan pada paint tablet 21 inci, mengingat ada modul yang menginstruksikan pasien menggambar garis panjang. Nanti akan diperoleh data perkembangan si anak,” terang Akbar.
Ia juga menjelaskan, tak ada sistem perhitungan di dalam aplikasi ini, melainkan hanya data. Aplikasi yang rampung sekitar satu hingga dua bulan ke depan, dipastikan bakal memudahkan, baik orang tua dan para terapis dalam memonitor perkembangan anak.
