Gerakan Ke-bike-an, inisiasi tiga anak muda bernama Bagus Hadi Prasetyo, Arief Prayoga, dan Nur Iman Novianto. Bergerak bersama membantu masyarakat yang terkena dampak pandemi. Mulai beraksi tanggal 23 Oktober 2020.
Berlatar hobi yang sama, yaitu bersepeda, mereka sepakat melakukan aksi sosial menggunakan sepeda. Walhasil muncul nama Gerakan Ke-bike-an sebagai sebuah wadah dengan kegiatan-kegiatan, seperti Razia Perut Lapar, Street Feeding Cat, dan santunan anak yatim. Dua kegiatan pertama rutin dilakukan setiap pekan, sedangkan santunan anak yatim sebulan sekali.
Tujuannya, menyebarluaskan kebaikan dengan cara sederhana. Dari hal kecil bisa memberikan dampak besar. Harapannya, bisa memotivasi teman-teman lain untuk berbuat hal serupa. Apalagi, komunitas ini terbentuk di saat banyak masyarakat luas yang terdampak pandemi.
“Di mana pun dan kapan pun tanpa harus menunggu waktu yang tepat, karena berbagi kebaikan adalah wujud rasa syukur kita terhadap Yang Maha Kuasa,” ujar pendiri Gerakan Ke-bike-an, Bagus Hadi Prasetyo.
Memiliki jargon Satu Gerakan Seribu Ke-bike-an, kawasan Bintaro Jaya terpilih menjadi lokasi berbagi, lantaran merupakan kawasan elit yang di sekitarnya masih banyak yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan.
“Untuk saat ini masih di daerah Bintaro dan Graha Raya saja, karena dekat juga dengan rumah sebagian besar teman-teman anggota komunitas. Tapi tidak menutup kemungkinan akan menyebarluaskan kebaikan ke wilayah lain,” tambahnya.
Anggota komunitas Gerakan Kebikean kini kurang lebih 80-an orang. Sebagian besar memang berdomisili di wilayah Bintaro dan sekitarnya. Biasanya, gowes bareng sekaligus beramal ini diikuti paling banyak belasan anggota. Titik kumpul berada di Shanumi Sushi di bilangan Pondok Kacang, setelah sebelumnya di Good Ride Café, Graha Bintaro.
Bergerak Sepekan Sekali
Awalnya, kegiatan Razia Perut Lapar rutin dilakukan setiap hari Jum’at pagi dengan membagikan nasi bungkus kepada para pekerja di jalan, pemulung, pekerja usia lanjut, badut, musafir, ojol, tukang parkir, hingga pedagang asongan. Namun, lantaran semakin banyak anggota yang sudah mulai ngantor lagi, dialihkan ke hari Minggu pagi sejak beberapa bulan lalu.
“Tadinya kami biasa gowes seputaran Bintaro Loop untuk bagi-bagi makanan. Tapi kalau hari Minggu, belakangan semakin sedikit penerima nasi bungkus di lokasi tersebut. Sekarang kami lebih sering keliling di daerah Graha Bintaro sampai Graha Raya,” sambung Muhammad Rizal Woworuntu, Humas Gerakan Ke-bike-an.
Kemudian kegiatan santunan anak yatim, dengan donasi yang didapatkan sangat luar biasa, disumbangkan ke rumah-rumah yatim, untuk membantu adik-adik yang membutuhkan. Terakhir, Street Feeding Cat, yakni pemberian makanan untuk kucing-kucing liar di jalan. Kebetulan ada pecinta kucing yang menjadi anggota komunitas. Pernah pula di-endorse oleh salah satu produk makanan kucing.
Rizal menambahkan, donasi terbuka untuk umum, siapa saja boleh ikut urunan, baik berupa uang tunai maupun nasi bungkus. Paling rutin memberikan sumbangan dari para anggota dan kerabat. Jika masyarakat ingin ikut donasi, bisa klik link yang tercantum di profil Instagram @gerakankebikean.
“Untuk pertanggungjawaban laporan donasi dan kegiatan-kegiatan yang telah kami lakukan, kami share di whatsapp group anggota setiap pekan,” ujar Rizal, sembari menyebut tidak ada iuran apapun di komunitas ini.
Baru-baru ini komunitas Gerakan Ke-bike-an termasuk dalam sepuluh besar nominator Kratingdaeng Award 2022 untuk kategori komunitas sosial. Tentu saja, apresiasi tersebut merupakan kado terindah untuk ulang tahun komunitas yang kedua.
Donasi Gerakan Kebikean:
Bank BCA No rek. 5475131115 a/n Bagus Hadi Prasetyo