Piringan hitam atau vinyl sepertinya ngetren lagi di kalangan penikmat musik. Di Bintaro Jaya saja, ada beberapa record store. Salah satunya, PHR yang berlokasi di Ruko Kebayoran Arcade 1.
Piringan Hitam Record Store (PHR) cabang Bintaro merupakan toko kedua setelah di Senayan Trade Centre (STC), Jakarta. Baru buka sejak bulan Desember 2021. Di sini, tersedia piringan hitam ukuran 12 inci (standar LP) dan 7 inci (EP) dari berbagai grup musik mancanegara dan dalam negeri.
Vinyl-vinyl tersebut juga berasal dari berbagai genre musik. Mulai dari pop, rock, blues, jazz, metal, sampai Orkes Melayu, keroncong, dan musik etnik. Semua vinyl merupakan impor dari luar negeri. Pasalnya, sudah tidak ada lagi perusahaan pressing plant di Indonesia.
Di PHR cabang Bintaro saja, deretan etalase menampilkan ribuan piringan hitam. Jika bicara rasio, sebagian besar memang penyanyi atau grup musik dari mancanegara, baik oldies maupun yang belakangan muncul. Perbandingannya sangat jomplang loh, musisi lokal hanya 10%.
Kendati demikian, beberapa tahun ke belakang, makin banyak musisi-musisi Indonesia yang merilis ulang atau reissue album-albumnya dalam format vinyl. Misalnya, dari deretan musisi lawas, ada Iwan Fals, Gombloh, Java Jive, Guruh Soekarno Putra, The Rollies, dan masih banyak lagi. Musisi anyar juga ikutan nimbrung, seperti Dewa 19, Mocca, Nosstress, Glen Fredly, dan lain-lain.
Menurut Arif Kurnia, Store Manager PHR cabang Bintaro, beberapa tahun belakangan semakin banyak yang berminat kembali dengan piringan hitam. Padahal, ketika membuka toko di STC sekitar tahun 2012, konsumen yang mampir ke toko lebih banyak para kolektor.
“Nah, kira-kira mulai tahun 2017, mulai banyak anak-anak muda yang mencari rilisan fisik dari band-band favorit. Dari data penjualan dan konsumen yang datang ke toko, beberapa tahun belakangan memang meningkat. Mungkin juga karena vinyl sedang tren lagi sekarang,” jelasnya.
Pernak-pernik Vinyl
Lebih jauh Arif mengungkapkan, penjualan piringan hitam dan aneka pernak-perniknya di outlet Bintaro juga bagus. Baik yang online maupun offline, terutama weekend. Koleksi piringan hitam PHR memiliki tiga channel penjualan. Yaitu, Tokopedia, Instagram, dan via WA. Harga mulai Rp400 ribuan sampai jutaan.
“LP ini kan termasuk barang hobi. Kita nggak bisa mematok harga. Kalau ada collector item, pasti mahal. Terutama, rilisan yang sudah tak diproduksi lagi dan stok di pasaran sangat sedikit, sudah tentu harganya naik terus,” terang Arif.
Apa sih keunggulan piringan hitam? “Menurut beberapa penikmat musik, kualitas suara dari vinyl lebih baik dari media-media lain, karena waktu diproduksi minim kompresi. Katanya, media terbaik untuk menikmati musik ya piringan hitam,” sambungnya.
Di gerai ini, juga dijual segala hal yang berkaitan dengan pernak-pernik piringan hitam. Beberapa merk turntable player tersedia. Misalnya, merk Crosley, Gadhouse, Audio Technica, Pioneer, dan masih banyak lagi. Harganya mulai Rp2,5 jutaan.
Di akhir perbincangan, Arif memberikan sedikit tips agar vinyl tetap awet dan tahan lama. Antara lain, simpan di suhu ruangan, sering dibersihkan dengan cairan khusus untuk vinyl, letakkan dalam posisi berdiri, bukan ditumpuk, dan hindari paparan cahaya matahari langsung.
PHR Cabang Bintaro
Ruko Kebayoran Arcade 1 Blok B 1 No. 03
0817 1712 1285
Instagram @phrsenayan
www.piringanhitam.com
Jam buka:
Hari Senin-Jumat 12.00-21.00
Hari Sabtu-Minggu 09.00-21.00