Komunitas

Hijau Bumiku Biru Langitku

Oleh Nadia Lisa Rahman
Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp

Komunitas Hijau Bumiku Biru Langitku (HBBL) yang lahir pada 12 Desember 2021, berawal dari bertambahnya jumlah member para penggiat lingkungan yang tergabung dalam komunitas Eco Enzyme (EE) klaster Kasuari, Sektor 9, Bintaro Jaya.

Ketua HBBL, Tini Soeharsono mengungkapkan, dengan jumlah member yang terus bertambah, mereka memiliki visi misi sama untuk lingkungan yang lebih baik, namun dimulai dari lingkungan terdekat.

Awalnya, bukan hanya warga Kasuari saja yang menjadi anggota komunitas EE Kasuari, tapi para penggiat lingkungan dari klaster-klaster lain, bahkan hingga ke berbagai daerah di Indonesia. Artinya, banyak anggota yang berasal dari luar Kasuari.

“Oleh karena itu, kami mencari nama komunitas dengan cakupan yang lebih luas. Lalu terpilihlah nama Hijau Bumiku Biru Langitku atau disingkat HBBL,” ungkap Tini. 

Nama HBBL, menurutnya, dipilih dengan tujuan agar para anggota nantinya bisa menghijaukan bumi dan membirukan langit. Penggiat lingkungan dalam HBBL, bukan hanya fokus di eco enzyme saja, tapi juga pengolahan sampah, penanaman pohon, dan kepedulian lingkungan lain. 

“Jadi komunitas ini bukan hanya warga yang berasal dari satu klaster saja. Di sini semuanya bisa menjadi member, asalkan peduli dengan lingkungan. Grup WA kami pun dari seluruh Indonesia loh,” jelas penggiat lingkungan di Kasuari.

Sosialisasi ke Klaster-klaster
Harapannya dapat bekerja sama dengan pihak Pengelola Kawasan Bintaro Jaya (PKB), HBBL dapat masuk ke klaster-klaster, komunitas ibu-ibu baksos untuk mengajak warga Bintaro Jaya peduli dengan lingkungan terdekat. 

“Salah satunya memperkenalkan manfaat eco enzyme sebagai pengganti cairan disinfektan berbahan kimia, pembersih lantai, sabun cuci tangan, detoks, pengganti cairan pembersih dapur yang dinilai bisa mengurangi polutan, menyuburkan tanaman dan diketahui mikrobanya pun bagus untuk ekosistem alam,” tambah Tini bersemangat. 

Sebagai satu gerakan awal, HBBL bekerja sama dengan rumah makan Talaga Sampireun dalam menuangkan cairan EE ke sungai yang berada di sekitarnya. Tentu saja dengan harapan dapat menjernihkan air. 

Dalam gerakan awal tersebut, mengajak perwakilan warga, komunitas-komunitas, dan pihak-pihak yang peduli dengan lingkungan. Seperti halnya Talaga Sampireun Bintaro yang memanfaatkan limbah dapur untuk dijadikan pilot project di cabang-cabang lain.

Tidak hanya sampai di situ, para penggiat lingkungan ini, kerapkali mengadakan berbagai kegiatan offline dan online, untuk memperkenalkan komunitas dan berbagai kegiatannya ke klaster-klaster di Bintaro Jaya. Contohnya, Puri Bintaro dan River Park beberapa waktu lalu.

“Kami sangat apresiasi kepada warga-warga yang mau ikut aktif menjaga lingkungan. Kami jadi tambah semangat untuk selalu berupaya menyelamatkan bumi dan lingkungan kita ini,” tandas Tini.

HBBL
Beberapa pengurus dari komunitas HBBL.

Write A Comment