Terbaru

Material Recovery Facility (MRF) Bintaro Jaya

Oleh Icef Andi Herdian
Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp

Belum lama ini, Pengelola Kawasan Bintaro Jaya (PKB) mulai mengoperasikan Material Recovery Facility (MRF), untuk memilah dan mengolah sampah organik dan anorganik. Tujuannya, zero waste dari seluruh kawasan Bintaro Jaya.

MRF Bintaro Jaya berlokasi di wilayah Kelurahan Parigi Baru, persis di sisi jalan tol Serpong-Kunciran dari arah Bandara Soetta. Dalam pengelolaan fasilitas seluas 900 m2 ini, PKB bekerja sama dengan PT Saung Sabah Alam Indonesia. Kapasitasnya mampu mengolah sampah hingga 40 ton per hari. Sebagai informasi, produksi sampah area hunian dan komersial seluruh Bintaro Jaya, juga sekitar 40 ton per hari.

Pengolahan sampah seluruh kawasan akan dilakukan secara bertahap. Saat ini, baru mengolah sekitar 6-7 ton per hari, hasil dari pengangkutan sampah rumah tangga, sampah pasar, serta area bisnis di kawasan Bintaro Jaya.

Setiap pagi, truk-truk pengangkut menjemput sampah rumah tangga dari rumah-rumah warga. Sore hari, giliran mengangkut sampah dari pasar modern dan area komersial. Truk-truk mulai berdatangan ke MRF sekitar pukul 13.00-14.00, langsung meletakkan sampah-sampah ke bak penampungan.

MRF Bintaro Jaya
Fasilitas pengolahan sampah MRf Bintaro Jaya seluas 900 m2.

Budidaya Maggot
Sampah-sampah tersebut kemudian dipilah berdasarkan jenisnya. Ada tiga jenis sampah yang diolah oleh PT Saung Sabah Alam Indonesia. Yaitu, sampah organik, anorganik, dan residu.

Sampah anorganik yang masih memiliki nilai ekonomi dipisahkan secara manual. Antara lain, plastik, kertas, kardus, kaca, dan lain-lain, untuk dikirimkan dan dijual ke industri daur ulang. Dalam sehari, bisa memilah sebanyak 3-4 ton sampah anorganik.

Lantas, sisa sampah dari pemilahan di bak penampungan, diarahkan conveyer ke mesin pemilah. Dari mesin pemilah, langsung terpisah antara sampah dapur organik dan sampah residu.

Sampah dapur organik diolah menjadi bahan pangan untuk budidaya maggot,  Sedangkan sampah residu akan diolah menjadi material papan, genteng, dan produk daur ulang lain. Contoh sampah residu, yakni bungkus saset, styrofoam, plastik kresek, pampers, dan lain-lain.

Maggot itu sendiri merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens dalam bahasa Latin. Perkembangbiakan maggot berada pada media yang bersih, yaitu media beraroma fermentasi, sehingga lalat BSF tidak mengundang penyakit dan tidak berbau. Berbeda dengan lalat hijau yang biasa berkembang biak di media yang kotor dan busuk.

Target MRF, bisa menghasilkan 500 kg maggot. Saat ini, baru mencapai 100 kg maggot per hari. Maggot-maggot tersebut kemudian dapat dimanfaatkan oleh peternak ikan dan ayam, sebagai pakan ternak, karena mengandung protein yang sangat tinggi. Sebagai perbandingan, untuk menghasilkan 1 kg maggot, butuh sebanyak 2 kg sampah organik. Setiap 14 hari, panen maggot. Sisa sampah organik yang telah diolah oleh maggot pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan media tanam kompos.

Pilah dari Rumah
Kendati sudah memiliki fasilitas MRF, pihak PKB sangat berharap, para warga dan pelaku usaha di Bintaro Jaya, mulai memilah sampah organik dan anorganik. Apalagi, sebenarnya sudah lama memberikan dua macam kantong plastik sampah, warna hijau untuk sampah organik dan hitam untuk sampah anorganik.

“Kalau sekarang, sampah-sampah dari rumah warga masih tercampur. Jika pemilahan sampah sudah dimulai dari rumah warga, tentu saja semakin memudahkan dan mempercepat waktu pengolahan di MRF sebagai penanganan akhir atau di hilir,” ujar Dicky Hartanto, Manajer Tata Lingkungan Pengelola Kawasan Bintaro Jaya.

Makanya, sejak pertengahan tahun 2020, PKB juga menggalakkan program pemberdayaan sampah anorganik. Bekerja sama dengan pengepul, mengangkut sampah-sampah anorganik hasil pilahan warga. Hingga kini, sebanyak 35 klaster sudah ikut aktif. Rata-rata per bulan, sebanyak 5 ton sampah anorganik berhasil dipilah warga.

Selain itu, PKB telah memiliki pula fasilitas pengolahan sampah organik, khusus daun dan dahan kering, di bilangan Sektor 5. Daun dan dahan kering hasil pemangkasan pohon-pohon yang ada di lingkungan Bintaro Jaya tersebut, diolah menjadi pupuk organik. Dalam sebulan, bisa menghasilkan pupuk organic sebanyak 15.000 kg per bulan.

“Kami berharap, dengan adanya fasilitas-fasilitas pengolah sampah dan program pemberdayaan sampah anorganik, nantinya tidak ada lagi sampah yang keluar dari kawasan Bintaro Jaya. Semua sampah, baik itu organik, anorganik, maupun residu, dapat terolah semuanya. Targetnya, zero waste. Semoga bisa menjadi percontohan bagi masyarakat luas, khususnya Tangerang Selatan,” pungkas Dicky.

MRF Bintaro Jaya
Pemilahan sampah anorganik untuk industri daur ulang.

Write A Comment