Terbaru

Bedah Buku Teknopreneur Aglaonema

Oleh Nadia Lisa Rahman
Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp

Pasangan Yuni Sugiarti, Dosen UIN Jakarta, dengan E. Oos M. Anwas, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), meluncurkan buku bertajuk Teknopreneur Aglaonema: Mengubah Hobi menjadi Rezeki di Cozyfield, Gramedia World, Emerald Bintaro, hari Kamis (14/7/2022).

Buku terbitan Grasindo-PT Gramedia Widiasarana Indonesia ini mengisahkan perjalanan bisnis dari sebuah hobi, memanfaatkan teknologi informasi, hingga menghasilkan rezeki.

Menurut Yuni, buku yang diluncurkan ini merupakan buku bacaan ringan, santai yang ditulis berdasarkan hobi memelihara tanaman dan memasarkan petani lokal Aglaonema yang mengalami permasalahan pemasaran. Lalu ia membantu memasarkan melalui media sosial, hingga market place untuk menjangkau pelanggan di seluruh Nusantara. 

“Buku ini pun hadir dengan harapan menjadi inspirasi bagi para pembaca untuk melakukan hal yang sama. Bagaimana mengubah hobi menjadi rezeki, karena biasanya hobi itu menghabiskan uang. Di sini kami bahas bagaimana hobi bisa menghasilkan uang,” ujar Yuni.

Sementara Peneliti BRIN, E. Oos M. Anwas mengungkapkan, tugas peneliti yaitu bagaimana menyampaikan ide dan gagasan yang mudah dicerna dan dipahami oleh masyarakat.

“Kami coba membuat buku ringan, enak dibaca, dan tugas kami sebagai peneliti untuk membuat konsep, ide, dan gagasan, dengan pemberdayaan melalui sebuah karya yang enak dibaca. Saya kira ini menjadi bahan inspirasi dari para pembaca. Kita semua punya hobi, tapi bagaimana hobi dapat mendatangkan cuan dan dapat bermanfaat dengan dituangkan melalui sebuah tulisan,” ungkapnya. 

Lalu kenapa Aglaonema? Aglaonema dipilih lantaran memiliki pasar stabil dan menengah ke atas. Hanya saja pengemasan yang baik dan aman diperlukan dalam proses pengiriman.

“Kami mengemas dengan pipa paralon untuk efisiensi berat, serta menjaga kualitas tanaman segar lebih lama. Harga penjualan Aglaonema, mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 20 juta. Itu tergantung variannya,” singkatnya. 

Menjadi teknopreneur, lanjut Oos, merupakan soft skill yang telah dibuktikan dengan survei kepada lebih dari 500 UKM di 13 provinsi. Bukan hanya modal, namun persoalan kemampuan yang tertuang dalam buku ini. Kemudian jujur dalam menawarkan produk dan produk harus sesuai dengan permintaan pembeli.

“Contohnya, berbisnis tanaman hias seperti Aglaonema yang memanfaatkan teknologi informasi. Saya berharap, dengan membaca buku tersebut, para ASN, eksekutif, ibu rumah tangga, mahasiswa, dan pembaca lain, dapat terinspirasi serta bisa menciptakan pekerjaan sampingan,” harapnya. 

Write A Comment