Pendidikan

Budi Mulia Dua Bintaro, Lakukan KBM Lewat Zoom

Oleh Nadia Lisa Rahman
Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp

Hampir dua tahun Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) saat pandemi dilakukan secara daring, seperti yang dilakukan oleh Sekolah Budi Mulia Dua Bintaro, sekolah dengan jenjang KB, TK, SD, dan SMP yang ber-tagline Modern Islamic Bilingual School (Bersekolah dengan Senang dan Senang di Sekolah).

Pada tahun pertama (awal pandemi), Sekolah Budi Mulia Dua Bintaro, yang berlokasi di Jalan Jombang Raya, hanya menjalankan pembelajaran offline dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan dalam Google Class Room

Namun setelah dievaluasi, Kepala Sekolah Dasar Budi Mulia Dua Bintaro, Aprilia Ekasari Pratama, mengatakan metode tersebut dinilai tidak memberikan pencapaian pada anak didik. Kegiatan penilaian awal secara offline melalui Google Form yang dilakukan secara bulanan, termin, dan semester, juga dinilai kurang efektif.

Oleh sebab itu, pada tahun kedua pandemi atau di tahun ajaran baru 2021-2022, KBM dilakukan melalui aplikasi Zoom. Aplikasi ini digunakan setiap hari, seperti sekolah biasa dengan waktu yang hampir mirip dengan kondisi belajar sebenarnya. 

“Sekolah dilakukan lima hari, pukul 07.30 sampai 13.30, dengan dua kali jam istirahat. Shalat Dhuha, snack, dan lunch break, juga dipantau dari Zoom. Jadi, guru dapat memantau secara langsung, tidak hanya orang tua,” papar Aprilia.

Tes secara daring pun dipantau langsung melalui Zoom, agar terlihat bagaimana anak mengerjakan. “Kami yakin dengan cara seperti ini, anak-anak lebih terpantau proses pengerjaan tesnya. Alhamdulillah, pencapaian saat ini cukup bagus dan kemampuan anak yang sebenarnya jadi terlihat,” lanjutnya.

PTM Terbatas

Budi Mulia Dua Bintaro memiliki banyak pertimbangan untuk menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), walaupun Dinas Pendidikan Kota Tangsel telah mengizinkan PTMT sejak 6 September 2021. Berdasarkan angket tahun lalu, tertera hampir 70 persen orang tua masih menginginkan pembelajaran secara online. Keputusan terakhir memang ada di tangan orang tua.

“Tentunya para orang tua telah memikirkan hal ini dengan berbagai pertimbangan, seperti adanya keluarga yang komorbid, tinggal dengan lansia, dan/atau balita,” ungkap Aprilia.

Namun, pihaknya akan mulai melakukan PTMT secara bertahap, mulai dari SMP, SD, dan disusul TK. Tahapan ini dikarenakan semua jenjang berada dalam satu kawasan gedung, sebagai antisipasi terjadinya kerumunan. 

“Persiapan telah kami lakukan, mulai dari penyemprotan disinfektan rutin setiap pekan, pemberlakuan shifting bagi guru, dan SOP prokes yang dijaga ketat pelaksanaannya. Alur pengantaran dan penjemputan siswa, juga sudah kami simulasikan,” ujarnya.  

Meski masih ada orang tua yang belum memberikan izin anaknya mengikuti PTM Terbatas, mereka tetap memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan dan para guru harus bisa melayani kedua belah pihak.

“Caranya, dengan menerapkan hybrid learning, yaitu menggunakan layar proyektor dan kamera, sambil tetap menjalankan pembelajaran face to face. Jadi, anak yang belajar di rumah, tetap dapat mengikuti pelajaran bersamaan dengan yang berada di sekolah. Ini sebagai tanggung jawab kami untuk memberikan pelayanan terbaik bagi anak didik dan orang tua, serta hak-hak pendidikan yang harus kami hargai,” tandas Aprilia.

Write A Comment